Monday, November 26, 2012

Ceritera Dedaunan Merah Kuning


 Musim luruh kembali lagi. Musim yang sungguh romantik, panorama yang memukau sesiapa sahaja yang memandangnya bahkan andai berjalan mungkin bisa tersesat dek khusyuk menghayati keindahan dedaunan pelbagai warna. Aroma musim luruh juga tidak ketinggalan menambat hati  para makhluk yang menghirupnya. Keseronokan menghirup udara yang nyaman dengan tiupan angin sepoi-sepoi bahasa. Ah, damainya suasana musim ini!

 Kesempatan untuk berjalan-jalan di dalam suasana luruh ini tidak pernah dilepaskan. Pantang ada kesempatan, kamera kucapai lantas sepatu disarung terus mengorak langkah membawa hati berbunga untuk melihat indahnya ‘merah kuning’ di luar rumah. Pohon sakura yang mengeluarkan bunga-bungaan indah di kala musim bunga masih mampu memenangi mata dengan daun-daun yang ibarat bunga, bahkan ada yang mengibaratkan musim luruh ialah musim yang daun-daun pokok adalah bunganya. 

 Andai aku ada kebolehan menghentikan masa, nescaya aku akan memberhentikan masa di musim ini, ya musim luruh! Tapi apakan daya diri ini melawan sunnatullah, musim luruh tetap akan pergi dan diganti musim sejuk, kala berdendangnya irama sonata musim salju. Seringkali angan-angan inilah yang akan memenuhi awan mimpi ala ala anime lagaknya. 

 Leka aku berjalan dan berangan, tiba-tiba,

whieww whieeww whieewww plup!

 Ku sangkakan bahan buangan makhluk bersayap, rupanya makhluk Allah yang gah namun kaku ini yang melepaskan 'harta'nya yang kekuningan. Daun berjari lima rupanya, gelakku sendiri. 



 Namun, rupanya dek sehelai daun kecil itu, aku terfikir sejenak. Aku berhentikan langkahku seketika memandang ke atas mengetuk simpati Yang Maha Esa. Teringat sebaris firman Allah yang bermaksud,

"...Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya(pula)." (6:59)

 Terbit rasa berdosa, terbit rasa banyak dosa umpama banyaknya daun-daun yang berguguran sejauh mata memandang. Bagai orang tersedak meronta mencari air, begitulah terasa di qalbu. Mungkin keluar rumah tadi aku tak baca doa, mungkin masa keluar tadi niat aku bukan kerana-Nya. Mungkin mungkin mungkin. 

 Oh, mungkin tadi aku terleka sehingga terlupa Pencipta ku. Pencipta kepada 
alam indah yang aku tatap sebentar tadi. Aku terlupa yang aku duduk di bawah bumi, di bawah kekuasan-Nya, mana mungkin ku bisa lari dari penglihatan Dia Yang Maha Melihat.



 Terngiang lagi di telingaku kata-kata umi acapkali bertemu di dunia maya,

"..andai masa kita sedang terleka, Allah cabut nyawa kita, agak-agak kita ke mana?.."

Jernih berkaca air mata, remuk redam hati terasa.

Sungguh, aku merindu JannahMu...





2 ulasan:

muhammad izzat samsudin said...

Sabda Rasulullah "Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih di laut.”
(H.R Tabrani)

selamat menikmati musim luruh

muzafahmad said...

subhanallah..nice sharing minna

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...